Senin, 01 November 2010

sampling

PEMBAGIAN TEKNIK SAMPLING

Sampling adalah proses menyeleksi sejumlah elemen dari populasi sehingga dengan mempelajari sampel dan memahami sifat-sifat subyek dalam sampel, maka kita mampu menggenalisir sifat-sifat tersebut ke dalam elemen-elemen populasi. Teknik sampling adalah bagian dari metodologi statistika yang berhubungan dengan pengambilan sebagian dari populasi.

Alasan Sampling :

Tidak mungkin untuk mengumpulkan seluruh data

Menghemat waktu, biaya dan sumber daya lainnya

Kadang lebih dipercaya sebab peneliti tidak lelah

Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti. Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus. Idealnya, agar hasil penelitiannya lebih bisa dipercaya, seorang peneliti harus melakukan sensus. Namun karena sesuatu hal peneliti bisa tidak meneliti keseluruhan elemen tadi, maka yang bisa dilakukannya adalah meneliti sebagian dari keseluruhan elemen atau unsur tadi.

Berbagai alasan yang masuk akal mengapa peneliti tidak melakukan sensus antara lain adalah :

(a) Populasi demikian banyaknya sehingga dalam prakteknya tidak mungkin seluruh elemen

diteliti

(b) Keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan sumber daya manusia, membuat peneliti harus telah puas jika meneliti sebagian dari elemen penelitian;

(c) Bahkan kadang, penelitian yang dilakukan terhadap sampel bisa lebih reliabel daripada terhadap populasi – misalnya, karena elemen sedemikian banyaknya maka akan memunculkan kelelahan fisik dan mental para pencacahnya sehingga banyak terjadi kekeliruan. (Uma Sekaran, 1992)

(d) Demikian pula jika elemen populasi homogen, penelitian terhadap seluruh elemen dalam populasi menjadi tidak masuk akal, misalnya untuk meneliti kualitas jeruk dari satu pohon jeruk

Agar hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel masih tetap bisa dipercaya dalam artian masih bisa mewakili karakteristik populasi, maka cara penarikan sampelnya harus dilakukan secara seksama. Cara pemilihan sampel dikenal dengan nama teknik sampling atau teknik pengambilan sampel .

JENIS SAMPEL DAN TEKNIK SAMPLING

Berdasarkan prosedur atau cara yang digunakan dalam mengambil sampel dari populasi (teknik sampling), kita dapat mengidentifikasi dua jenis sampel, yaitu:

1. Probability/Random Sampling.

Sampel probabilitas atau disebut juga sampel random (sampel acak) adalah sampel yang pengambilannya berlandaskan pada prinsip teori peluang, yakni prinsip memberikan peluang yang sama kepada seluruh unit populasi untuk dipilih sebagai sampel. Sampel probabilitas diambil dengan menggunakan teknik sampling probabilitas atau teknik sampling random.

Yang dimaksud dengan random sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Sampel probabilitas cenderung memiliki tingkat representasi yang lebih tinggi daripada sampel nonprobabilitas. Setiap elemen dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai subyek dalam sampel. Representatif ini penting untuk generalisasi

Syarat pertama yang harus dilakukan untuk mengambil sampel secara acak adalah memperoleh atau membuat kerangka sampel atau dikenal dengan nama “sampling frame”. Yang dimaksud dengan kerangka sampling adalah daftar yang berisikan setiap elemen populasi yang bisa diambil sebagai sampel. Elemen populasi bisa berupa data tentang orang/binatang, tentang kejadian, tentang tempat, atau juga tentang benda.

Di samping sampling frame, peneliti juga harus mempunyai alat yang bisa dijadikan penentu sampel. Dari sekian elemen populasi, elemen mana saja yang bisa dipilih menjadi sampel?. Alat yang umumnya digunakan adalah Tabel Angka Random, kalkulator, atau undian. Pemilihan sampel secara acak bisa dilakukan melalui sistem undian jika elemen populasinya tidak begitu banyak. Tetapi jika sudah ratusan, cara undian bisa mengganggu konsep “acak” atau “random” itu sendiri.

4 Macam Teknik Probability Sampling

Simple Random Sampling (Simple Random Sampling)

Sampling Bertingkat (Stratified Random Sampling)

Sampling Kluster (Cluster Sampling)

Sampling Sistematis (Systematic Sampling)

a. Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)

Sampel acak sederhana adalah sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga setiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Peluang yang dimiliki oleh setiap unit penelitian untuk dipilh sebagai sampel sebesar n/N, yakni ukuran sampel yang dikehendaki dibagi dengan ukuran populasi.

Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang mungkin ada pada setiap unsur atau elemen populasi tidak merupakan hal yang penting bagi rencana analisisnya. Misalnya, dalam populasi ada wanita dan pria, atau ada yang kaya dan yang miskin, ada manajer dan bukan manajer, dan perbedaan-perbedaan lainnya. Selama perbedaan gender, status kemakmuran, dan kedudukan dalam organisasi, serta perbedaan-perbedaan lain tersebut bukan merupakan sesuatu hal yang penting dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel secara acak sederhana. Dengan demikian setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Prosedurnya :

· Susun “sampling frame”

· Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil

· Tentukan alat pemilihan sampel

· Pilih sampel sampai dengan jumlah terpenuhi

Dalam menggunakan Teknik Sampling Random Sederhana ini ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain (Singarimbun dan Effendy, 1989):

· Harus tersedia kerangka sampling atau memungkinkan untuk dibuatkan kerangka samplingnya (dalam kerangka sampling tidak boleh ada unsur sampel yang dihitung dua kali atau lebih).

· Sifat populasinya harus homogen, jika tidak, kemungkinan akan terjadi bias.

· Ukuran populasinya tidak tak terbatas, artinya harus pasti berapa ukuran populasinya.

· Keadaan populasinya tidak terlalu tersebar secara geografis.

Teknis pelaksanaannya ada dua cara, yakni:

· Dengan mengundi unsur-unsur penelitian atau satuan-satuan elementer dalam populasi.

· Dengan menggunakan Tabel Angka Random. Cara ini dipilih karena selain meringankan pekerjaan, juga lebih memberikan jaminan yang lebih besar bahwa setiap unit elementer mempunyai peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel.

b. Stratified Random Sampling atau Sampel Acak Distratifikasikan

Digunakan untuk mengurangi pengaruh faktor heterogen dan melakukan pembagian elemen-elemen populasi ke dalam strata. Selanjutnya dari masing-masing strata dipilih sampelnya secara random sesuai proporsinya. Sampling ini banyak digunakan untuk mempelajari karakteristik yang berbeda,misalnya, di sekolah ada kls I, kls II, dan kls III. Atau responden dapat dibedakan menurut jenis kelamin; laki-laki dan perempuan, dll. Keadaan populasi yang heterogen tidak akan terwakili, bila menggunakan teknik random. Karena hasilnya mungkin satu kelompok terlalu banyak yang terpilih menjadi sampel.

Karena unsur populasi berkarakteristik heterogen, dan heterogenitas tersebut mempunyai arti yang signifikan pada pencapaian tujuan penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel dengan cara ini. Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui sikap manajer terhadap satu kebijakan perusahaan. Dia menduga bahwa manajer tingkat atas cenderung positif sikapnya terhadap kebijakan perusahaan tadi. Agar dapat menguji dugaannya tersebut maka sampelnya harus terdiri atas paling tidak para manajer tingkat atas, menengah, dan bawah. Dengan teknik pemilihan sampel secara random distratifikasikan, maka dia akan memperoleh manajer di ketiga tingkatan tersebut, yaitu stratum manajer atas, manajer menengah dan manajer bawah. Dari setiap stratum tersebut dipilih sampel secara acak. Prosedurnya :

· Siapkan “sampling frame”

· Bagi sampling frame tersebut berdasarkan strata yang dikehendaki

· Tentukan jumlah sampel dalam setiap stratum

· Pilih sampel dari setiap stratum secara acak.

Pada saat menentukan jumlah sampel dalam setiap stratum, peneliti dapat menentukan secara (a) proposional, (b) tidak proposional. Yang dimaksud dengan proposional adalah jumlah sampel dalam setiap stratum sebanding dengan jumlah unsur populasi dalam stratum tersebut. Misalnya, untuk stratum manajer tingkat atas (I) terdapat 15 manajer, tingkat menengah ada 45 manajer (II), dan manajer tingkat bawah (III) ada 100 manajer. Artinya jumlah seluruh manajer adalah 160. Kalau jumlah sampel yang akan diambil seluruhnya 100 manajer, maka untuk stratum I diambil (15:160)x100 = 9 manajer, stratum II = 28 manajer, dan stratum 3 = 63 manajer.

Jumlah dalam setiap stratum tidak proposional. Hal ini terjadi jika jumlah unsur atau elemen di salah satu atau beberapa stratum sangat sedikit. Misalnya saja, kalau dalam stratum manajer kelas atas (I) hanya ada 4 manajer, maka peneliti bisa mengambil semua manajer dalam stratum tersebut , dan untuk manajer tingkat menengah (II) ditambah 5, sedangkan manajer tingat bawah (III), tetap 63 orang.

c. Cluster Sampling atau Sampel Gugus

Elemen-elemen dalam populasi dibagi ke dalam cluster atau kelompok, jika ada beberapa kelompok dengan heterogenitas dalam kelompoknya dan homogenitas antar kelompok. Teknik cluster sering digunakan oleh para peneliti di lapangan yang mungkin wilayahnya luas. Sampling ini mudah dan murah, tapi tidak efisien dalam hal ketepatan serta tidak umum

Teknik ini biasa juga diterjemahkan dengan cara pengambilan sampel berdasarkan gugus. Berbeda dengan teknik pengambilan sampel acak yang distratifikasikan, di mana setiap unsur dalam satu stratum memiliki karakteristik yang homogen (stratum A : laki-laki semua, stratum B : perempuan semua), maka dalam sampel gugus, setiap gugus boleh mengandung unsur yang karakteristiknya berbeda-beda atau heterogen. Misalnya, dalam satu organisasi terdapat 100 departemen. Dalam setiap departemen terdapat banyak pegawai dengan karakteristik berbeda pula. Beda jenis kelaminnya, beda tingkat pendidikannya, beda tingkat pendapatnya, beda tingat manajerialnnya, dan perbedaan-perbedaan lainnya. Jika peneliti bermaksud mengetahui tingkat penerimaan para pegawai terhadap suatu strategi yang segera diterapkan perusahaan, maka peneliti dapat menggunakan cluster sampling untuk mencegah terpilihnya sampel hanya dari satu atau dua departemen saja. Prosedur :

· Susun sampling frame berdasarkan gugus – Dalam kasus di atas, elemennya ada 100 departemen.

· Tentukan berapa gugus yang akan diambil sebagai sampel

· Pilih gugus sebagai sampel dengan cara acak

· Teliti setiap pegawai yang ada dalam gugus sample

4. Systematic Sampling atau Sampel Sistematis

Setiap elemen populasi dipilih dengan suatu jarak interval (tiap ke n elemen) dan dimulai secara random dan selanjutnya dipilih sampelnya pada setiap jarak interval tertentu. Jarak interval misalnya ditentukan angka pembagi 5,6 atau 10. Atau dapat menggunakan dasar urutan abjad . Syarat yang perlu diperhatikan oleh peneliti adalah adanya daftar semua anggota populasi. Sampling ini bisa dilakukan dengan cepat dan menghemat biaya, tapi bisa menimbulkan bias

Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel sistematis dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang “keberapa”. Misalnya, setiap unsur populasi yang keenam, yang bisa dijadikan sampel. Soal “keberapa”-nya satu unsur populasi bisa dijadikan sampel tergantung pada ukuran populasi dan ukuran sampel. Misalnya, dalam satu populasi terdapat 5000 rumah. Sampel yang akan diambil adalah 250 rumah dengan demikian interval di antara sampel kesatu, kedua, dan seterusnya adalah 25. Prosedurnya :

· Susun sampling frame

· Tetapkan jumlah sampel yang ingin diambil

· Tentukan K (kelas interval)

· Tentukan angka atau nomor awal di antara kelas interval tersebut secara acak atau random – biasanya melalui cara undian saja.

· Mulailah mengambil sampel dimulai dari angka atau nomor awal yang terpilih.

· Pilihlah sebagai sampel angka atau nomor interval berikutnya

2. Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak

Setiap elemen dalam populasi belum tentu mempunyai kesempatan sama untuk diseleksi sebagai subyek dalam sampel. sampel nonprobabilitas atau sampel nonrandom (sampel tak acak) adalah sampel yang pengambilannya didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu (bisa pertimbangan penelitian maupun pertimbangan peneliti). untuk mengambil sampel nonprobabilitas atau sampel nonrandom digunakan teknik sampling nonprobabilitas, yakni pertimbangan-pertimbangan tertentu.

5 Macam Teknik Non Probability Sampling

Accidental (Kebetulan)

Purposive sampling (Bertujuan)

Judgment Sampling

Quota sampling (Jatah)

Getok Tular/Snowball Sampling

a. Accidental (Kebetulan)

Sampel Aksidental (accidental sampling). Sampel ini sering disebut sebagai sampel kebetulan yang pengambilannya didasarkan pada pertimbangan kemudahan bagi peneliti (bukan penelitian), sehingga sampel ini sering kali disebut convenience sampling atau sampel keenakan. Orang-orang ilmu statistika bahkan menyebutnya sebagai sampel kecelakaan, karena saking tidak representatifnya sampel tersebut. Sebisa mungkin, hindari untuk menggunakan sampel ini, jika kesimpulan penelitian kita ingin memperoleh kemampuan generalisasi yang tepat.

Dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah accidental sampling – tidak disengaja – atau juga captive sample (man-on-the-street) Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random). Beberapa kasus penelitian yang menggunakan jenis sampel ini, hasilnya ternyata kurang obyektif.

b. Purposive Sampling

Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya. Dua jenis sampel ini dikenal dengan nama judgement dan quota sampling.

Teknik sampling kuota merupakan teknik sampling yang sejenis dengan teknik sampling strata. Perbedaannya adalah ketika mengambil sampel dari setiap strata tidak menggunakan cara-cara random, tetapi menggunakan cara-cara kemudahan (convenience). Caranya, tentukan ukuran sampel dari masing-masing strata lalu teliti siapa sejumlah orang yang sesuai dengan ukuran sampel yang ditentukan tadi, siapa saja asal berasal dari strata tersebut.

c. Judgment Sampling

Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya.. Misalnya untuk memperoleh data tentang bagaimana satu proses produksi direncanakan oleh suatu perusahaan, maka manajer produksi merupakan orang yang terbaik untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judment sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka mempunyai “information rich”.

Dalam program pengembangan produk (product development), biasanya yang dijadikan sampel adalah karyawannya sendiri, dengan pertimbangan bahwa kalau karyawan sendiri tidak puas terhadap produk baru yang akan dipasarkan, maka jangan terlalu berharap pasar akan menerima produk itu dengan baik. (Cooper dan Emory, 1992).

d. Quota Sampling

Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distratifikasikan secara proposional, namun tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan saja. Misalnya, di sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60% dan perempuan 40% . Jika seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang pegawai dari kedua jenis kelamin tadi maka dia harus mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18 orang sedangkan pegawai perempuan 12 orang. Sekali lagi, teknik pengambilan ketiga puluh sampel tadi tidak dilakukan secara acak, melainkan secara kebetulan saja.

Teknik sampling kuota merupakan teknik sampling yang sejenis dengan teknik sampling strata. Perbedaannya adalah ketika mengambil sampel dari setiap strata tidak menggunakan cara-cara random, tetapi menggunakan cara-cara kemudahan (convenience). Caranya, tentukan ukuran sampel dari masing-masing strata lalu teliti siapa sejumlah orang yang sesuai dengan ukuran sampel yang ditentukan tadi, siapa saja asal berasal dari strata tersebut.

e. Snowball Sampling – Sampel Bola Salju

Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel. Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui pandangan kaum lesbian terhadap lembaga perkawinan. Peneliti cukup mencari satu orang wanita lesbian dan kemudian melakukan wawancara. Setelah selesai, peneliti tadi minta kepada wanita lesbian tersebut untuk bisa mewawancarai teman lesbian lainnya. Setelah jumlah wanita lesbian yang berhasil diwawancarainya dirasa cukup, peneliti bisa mengentikan pencarian wanita lesbian lainnya. . Hal ini bisa juga dilakukan pada pencandu narkotik, para gay, atau kelompok-kelompok sosial lain yang eksklusif (tertutup)

Dua jenis teknik pengambilan sampel di atas mempunyai tujuan yang berbeda. Jika peneliti ingin hasil penelitiannya bisa dijadikan ukuran untuk mengestimasikan populasi, atau istilahnya adalah melakukan generalisasi maka seharusnya sampel representatif dan diambil secara acak. Namun jika peneliti tidak mempunyai kemauan melakukan generalisasi hasil penelitian maka sampel bisa diambil secara tidak acak. Sampel tidak acak biasanya juga diambil jika peneliti tidak mempunyai data pasti tentang ukuran populasi dan informasi lengkap tentang setiap elemen populasi.

PERLU DIPERHATIKAN !!

Bagi penelitian kuantitatif sebaiknya menggunakan teknik probabilitas untuk memilih anggota sampel.

Alasannya teknik probabilitas memiliki prinsip random yang sangat kuat untuk mendukung proses generalisasi hasil penelitian yang diperlukan

DAFTAR PUSTAKA

http://ariyoso.wordpress.com/2009/10/24/78/

http://id.wikipedia.org/wiki/Teknik_sampling

http://statistic-addict.blogspot.com/2010/03/populasi-sampel-dan-teknik-sampling.html

http://www.scribd.com/doc/22428848/03-Statistika-Teknik-Sampling

http://dankfsugiana.wordpress.com/2008/07/08/populasi-dan-teknik-sampling/

Jumat, 29 Oktober 2010

teh hitam

TEH HITAM

A. NAMA ILMIAH

Camellia sinensis adalah tanaman teh, spesies tanaman yang daun dan pucuk daunnya digunakan untuk membuat teh. Tumbuhan ini termasuk genus Camellia (Hanzi tradisional: 茶花; bahasa Tionghoa: 茶花; Pinyin: Cháhuā), suatu genus tumbuhan berbunga dari famili Theaceae. Teh putih, teh hijau, oolong dan teh hitam semuanya didapat dari spesies ini, namun diproses secara berbeda untuk memperoleh tingkat oksidasi yang berbeda. Kukicha (teh ranting) juga dipanen dari Camellia sinensis, namun tidak memakai daun melainkan ranting.

Nama sinensis dalam bahasa Latin berarti Cina. Sedangkan Camellia diambil dari nama Latin Pendeta Georg Kamel, S.J (1661 - 1706), seorang pendeta kelahiran Ceko yang menjadi seorang pakar botani dan misionaris. Meskipun Kamel tidak menemukan maupun menamai tumbuhan ini, Carolus Linnaeus, pencipta sistem taksonomi yang masih dipakai hingga sekarang, memilih namanya sebagai penghargaan atas kontribusi Kamel terhadap sains. Nama lama untuk tumbuhan teh ini termasuk Thea bohea, Thea sinensis, dan Thea viridis.

B. KLASIFIKASI ILMIAH

Menurut Van L. Kuntze sebagai berikut:

Kerajaan :

Plantae

Divisi :

Magnoliophyta

Kelas :

Magnoliopsida

Ordo :

Ericales

Famili :

Theaceae

Genus :

Camellia

Spesies :

C. sinensis

Nama binomial Camellia sinensis

C. SEJARAH

Teh hitam merupakan jenis teh yang paling umum di Asia Selatan (India, Sri Langka, Bangladesh) dan sebagian besar negara-negara di Afrika seperti: Kenya, Burundi, Rwanda, Malawi dan Zimbabwe. Terjemahan harafiah dari aksara hanzi untuk teh bahasa Tionghoa (红茶) atau (紅茶) dalam bahasa Jepang adalah "teh merah" karena air teh sebenarnya berwarna merah. Orang Barat menyebutnya sebagai "teh hitam" karena daun teh berwarna hitam.

Di Afrika Selatan, "teh merah" adalah sebutan untuk teh rooibos yang termasuk golongan teh herbal. Teh hitam masih dibagi menjadi 2 jenis: Ortodoks (teh diolah dengan metode pengolahan tradisional) atau CTC (metode produksi teh Crush, Tear, Curl yang berkembang sejak tahun 1932). Teh hitam yang belum diramu (unblended) dikelompokkan berdasarkan asal perkebunan, tahun produksi, dan periode pemetikan (awal musim semi, pemetikan kedua, atau musim gugur). Teh jenis Ortodoks dan CTS masih dibagi-bagi lagi menurut kualitas daun pasca produksi sesuai standar Orange Pekoe.

D. PERTELAAN

Camellia sinensis berasal dari daratan Asia Selatan dan Tenggara, namun sekarang telah dibudidayakan di seluruh dunia, baik daerah tropis maupun subtropis. Tumbuhan ini merupakan perdu atau pohon kecil yang biasanya dipangkas bila dibudidayakan untuk dipanen daunnya. Ia memiliki akar tunggang yang kuat. Bunganya kuning-putih berdiameter 2,5–4 cm dengan 7 hingga 8 petal.

Biji Camellia sinensis serta biji Camellia oleifera dapat di pres untuk mendapatkan minyak teh, suatu bumbu yang agak manis sekaligus minyak masak yang berbeda dari minyak pohon teh, suatu minyak atsiri yang dipakai untuk tujuan kesehatan dan kecantikan dan berasal dari dedaunan tumbuhan yang berbeda.

Daunnya memiliki panjang 4–15 cm dan lebar 2–5 cm. Daun segar mengandung kafein sekitar 4%. Daun muda yang berwarna hijau muda lebih disukai untuk produksi teh; daun-daun itu mempunyai rambut-rambut pendek putih di bagian bawah daun. Daun tua berwarna lebih gelap. Daun dengan umur yang berbeda menghasilkan kualitas teh yang berbeda-beda, karena komposisi kimianya yang berbeda. Biasanya, pucuk dan dua hingga tiga daun pertama dipanen untuk permrosesan. Pemetikan dengan tangan ini diulang setiap dua minggu.

E. HABITAT

Tanaman teh terutama dibudidayakan di daerah beriklim tropis dan subtropis, di areal dengan curah hujan sedikitnya 50 inci setahun. Namun, ia dibudidayakan secara komersial dari katulistiwa hingga sejauh Cornwall di daratan utama Inggris. Banyak teh kualitas tinggi ditanam di ketinggian hingga 1500 meter karena tanaman ini tumbuh lebih lambat dan rasanya yang lebih baik. Tumbuhan teh akan menjadi pohon jika dibiarkan tumbuh begitu saja, sedangkan tanaman teh budidaya dipangkas agar mudah dipetik.

F. KANDUNGAN KIMIA TUMBUHAN

Teh adalah salah satu bahan minuman alami yang sangat populer di masyarakat. Kandungan flavonoid dalam teh merupakan antioksidan yang bersifat antikarsinogenik, kariostatik serta hipokolesterolemik. Beberapa peneliti lain juga menyebutkan bahwa teh dapat bekerja sebagai hipoglikemik dan menghambat aterosklerosis. Teh merupakan bahan minuman penyegar yang sudah lama dikenal. Beberapa kandungan senyawa kimia dalam teh dapat memberi kesan warna, rasa, dan aroma yang memuaskan peminumnya. Jadilah teh minuman penyegar yang nikmat.

Teh mengandung sejenis antioksidan yang bernama katekin. Pada daun teh segar, kadar katekin bisa mencapai 30% dari berat kering. Teh hijau dan teh putih mengandung katekin yang tinggi, sedangkan teh hitam mengandung lebih sedikit katekin karena katekin hilang dalam proses oksidasi. Katekin yaitu suatu kerabat tanin terkondensasi yang juga akrab disebut polifenol, karena banyaknya gugus fungsi hidroksil yang dimilikinya.

Selain itu, Teh juga mengandung kafein (sekitar 3% dari berat kering atau sekitar 40 mg per cangkir), teofilin dan teobromin dalam jumlah sedikit. Teh mengandung alkaloid kafein yang bersama-sama dengan polifenol teh akan membentuk rasa yang menyegarkan. Beberapa vitamin yang dikandung teh di antaranya adalah vitamin C, vitamin B, dan vitamin A yang walaupun diduga keras menurun aktivitasnya akibat pengolahan masih dapat dimanfaatkan oleh peminumnya. Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein mendekati nol persen. Teh bila diminum terasa sedikit pahit yang merupakan kenikmatan tersendiri dari teh.

Beberapa jenis mineral juga terkandung dalam teh, terutama fluoride yang dapat memperkuat struktur gigi. Daun teh Camellia sinensis segera layu dan mengalami oksidasi kalau tidak segera dikeringkan setelah dipetik. Proses pengeringan membuat daun menjadi berwarna gelap, karena terjadi pemecahan klorofil dan terlepasnya unsur tanin.

G. MANFAAT TUMBUHAN

Menurut Prof Dr Ali Khomsan MS, Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) teh hitam mempunyai manfaat seperti menurunkan risiko kanker, mencegah jantung koroner, mencegah penuaan dan juga bisa menurunkan kadar kolesterol dalam darah," Dari berbagai referensi, diketahui bahwa black tea yang selama ini dikonsumsi masyarakat, cukup banyak mengandung komponen senyawa yang baik bagi tubuh, utamanya antioksidan serta theaflavin cukup tinggi. Senyawa itulah yang mempunyai efek dapat mengurangi risiko penyakit kanker dan mencegah jantung koroner."

  1. Membuat kita lebih rileks & mengurangi stres.
  2. Meningkatkan aliran darah ke jantung (Peningkatan aliran darah ini dapat ditemukan setelah 2 jam minum teh hitam).
  3. Sebagai antioksidan yang bermanfaat dalam mencegah penyakit jantung dan stroke, serta penyakit degeneratif lain karena mampu menghambat oksidasi kolesterol jahat.
  4. Mengurangi risiko obesitas sehingga membuat berat badan menjadi ideal.
  5. Konsumsi teratur 1-2 cangkir sehari membuat peredaran darah menjadi lancar dan mengurangi penumpukan kolesterol dalam tubuh sampai 40 persen.
  6. Penelitian USDA’s Agriculture Research Service, Beltsville membuktikan teh hitam mampu menaikkan efektivitas insulin sampai 15 kali, sehingga teh hitam sangat bermanfaat untuk mengatasi diabetes dan berbagai komplikasi yang diakibatkannya, termasuk terjadinya katarak, impotensi, dan ejakulasi dini.
  7. Di AS, suatu studi di Boston membuktikan, mereka yang setiap hari minum secangkir teh hitam (200 - 250 ml) atau lebih, terancam resiko serangan jantung 50% dibandingkan dengan yang tidak minum teh.
  8. Dr. Ralph Sacco dari Nothern Manhattan Stroke Study di Columbia Presbyeterian Medical Center, New York. Ralph menyatakan, teh hitam mampu mencegah penyumbatan arteri.
  9. Pada 2003, Prosenjit dan Sukta membuktikan, daya sergap theaflavin terhadap radikal bebas lebih hebat dibandingkan dengan epigallo catehcin (EGCG), salah satu jenis catechin. Malah digunjingkan, theaflavin mampu meningkatkan antioksidan alami dalam tubuh. Satu hingga dua cangkir teh hitam per hari juga bisa menghambat penimbunan kolesterol sampai 46%. Sedangkan empat cangkir teh hitam berkhasiat menekan sampai 69%.
  10. Menurut Archieve of International Medicine, kemampuan polifenol menangkap radikal bebas mencapai 100 kali lebih efektif dibandingkan dengan vitamin C dan 25 kali lebih efektif dibandingkan dengan vitamin E. Pusat Jantung Nasional RS Jantung Harapan Kita, Jakarta (RSJHK) juga pernah memaparkan hasil penelitiannya bahwa catechin dalam teh hitam mampu melawan penyakit degeneratif. Sedangkan senyawa theaflavin dalam teh merupakan senyawa antioksidan, antikanker, antimutagenik, dan antidiabetes.
  11. Teh hitam, jika dioleskan ke kulit, antioksidannya yang kuat bersamaan dengan vitamin C dan vitamin E akan menghancurkan radikal bebas, yaitu sejenis molekul reaktif yang dapat menyebabkan penuaan dini. Teh hitam juga merupakan astringen yang dapat membantu mengatasi mata sembap dan jerawat, termasuk mengencangkan bibir, untuk perawatan kulit wajah, menghitamkan rambut, dan lain-lain. Kandungan tanin dalam teh hitam sangat baik untuk menenangkan kulit yang terbakar oleh sinar matahari.

Beberapa kenyataan yang dibuktikan melalui penelitian antara lain (Oguni, 1996) sebagai berikut:
1.
Teh akan meningkatkan sistem pertahanan biologis tubuh terhadap kanker.
2.
Teh mencegah timbulnya penyakit, seperti mengendalikan diabetes dan tekanan darah

tinggi.
3.
Teh membantu penyembuhan penyakit, misalnya mencegah peningkatan kolesterol

darah.
4.
Teh dapat mengatur gerak fisik tubuh dengan mengaktifkan sistem saraf karena

kandungan kafeinnya.
5.
Katekin teh merupakan antioksidan yang kuat dan akan menghambat proses penuaan.

H. RESEP TRADISIONAL

Teh merupakan bahan minuman yang secara universal dikonsumsi di banyak negara serta di berbagai lapisan masyarakat. Teh hitam diproduksi oleh lebih dari 75% negara di dunia. Selain itu di negara-negara Barat, lebih dari setengah asupan flavonoid berasal dari teh hitam

Daun teh digunakan dalam pengobatan tradisional Tionghoa serta sistem pengobatan lainnya untuk mengobati asma (berfungsi sebagai pelebar bronkus), angina pektoris, penyakit vaskuler perifer, dan penyakit jantung koroner. Ekstrak teh telah menjadi perhatian karena diketahui mempunyai aktivitas antibakteri. Pengawetan makanan organik yang diproses serta pengobatan infeksi bakteri yang menetap sedang diselidiki.

Komponen kimia teh yang disebut epikatekin galat di sedang diteliti karena eksprerimen in-vitro menunjukkan bahwa ia dapat membalikkan kekebalan bakteri terhadap antibiotik metisilin pada bakteri seperti Staphylococcus aureus. Dikonfirmasi bahwa jika dikombinasikan meminum bersama ekstrak teh yang mengandung komponen ini akan meningkatkan efektifitas pengobatan dengan metisilin terhadap bakteri yang kebal

Tim dari the University of Illinois Collenge of Dentistry meneliti zat yang terdapat pada teh hitam (black tea) ternyata mampu melawan bakteri di dalam mulut yang biasanya menjadi biang keladi penyakit gusi dan gigi berlubang. Jenis teh yang lebih populer di negara-negara bagian Barat ini memiliki kemampuan dalam membunuh serta menekan pertumbuhan serta produksi asam dari bakteri penyebab gigi berlubang di dalam plak gigi kita.

Teh hitam juga dapat memengaruhi enzim bakteri glucosyltranferase yang bertanggung jawab dalam mengubah gula menjadi “bahan lengket” yang digunakan plak untuk menempel pada gigi. Paparan teh hitam mampu membuat beberapa enzim bakteri kehilangan kemampuannya untuk menyatu dengan bakteri lain di dalam plak. Dengan kata lain, teh hitam bisa mengurangi kuantitas atau jumlah plak gigi dalam mulut kita. The British Dental Association menyatakan, baik teh hitam maupun hijau dapat membantu kita melawan penumpukan plak pada gigi.

Sebuah studi menunjukkan, para sukarelawan yang diminta untuk berkumur dengan teh hitam selama 30 detik, 5 kali dengan waktu jeda 3 menit, dapat menghentikan pertumbuhan dan produksi bakteri plak dalam mulut mereka. Teh hitam memang memegang pengaruh yang besar dalam menjaga kesehatan gigi kita, ujar Dr Christina Wu, ketua penelitian. Namun, untuk hasil yang optimal tetap tergantung dari perawatan gigi lain yang setiap orang lakukan.

Jadi kalau ingin memiliki gigi sehat, gantilah minuman ringan yang merusak dengan secangkir teh hitam atau hijau karena kandungan asam dalam minuman ringan hanya akan menyebabkan erosi pada email gigi kita.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Teh

http://id.wikipedia.org/wiki/Teh_hitam

http://id.wikipedia.org/wiki/Camellia_sinensis

http://muslimahsakura90.wordpress.com/2010/03/24/kandungan-kimia-pada-teh-camellia-sinensis-var-assamica/

http://www.resep.web.id/kesehatan/teh-hitam-black-tea-mampu-melawan-bakteri-di-dalam-mulut.htm